Masih teringat dikala aku bercanda dan mengobrol dengannya. Dia
ialah kakekku. Seorang yang kuat, tegar, pekerja keras yang dapat membuat
kesembilan anaknya menjadi berhasil, termasuk ibuku. yayik begitu aku memanggilnya.
yayik
merupakan panggilan kepada kakek dalam suku Lampung.
Hatiku sangat sedih hari ini, ingin menagis tapi tidak bisa
karena aku masih berada disebuah kontrakan bersama sahabat –sahabat ku yang hampir
berasal dari seluruh penjuruh negeri ini. Aku malu jika menangis aku dibilang “cemen” oleh teman –temanku. Tapi apa daya
aku harus menahan sekuat tenaga agar hati ini saja yang menagis ketika mendapat
sms dari adikku bahwa yayik telah meninggal. Hatiku sedih sekali
membacanya. Lalu aku berinisiatif untuk pulang, tapi orang tuaku bilang “tak
usah nak sebab malam ini jenazah yayik
akan dibawa ke kampung dan besok pagi langsung di kubur, doain aja yayik”.
Aku bertambah sedih tak bisa memandang wajahnya untuk terakhir kalinya.
Aku hanya dapat membayangkan kisah – kisah manis ketika aku
kecil bermain kerumahnya di kampung halaman. Aku masih ingat ketika aku memetik
buah lada di kebunnya yang cukup luas, dan hasil lada yang aku petik diberikan
semua kepadaku. Aku masih ingat ketika dia sakit ia memintaku membelikan bubur.
Aku masih ingat semua yang pernah terjadi bersama beliau. Ah, tapi dari semua
itu tidak penting, yang terpenting aku sangat menyayangi beliau. Ingin sekali
memeluk yayik untuk terakhir kalinya. Ingin sekali mencium keningnya
untuk terakhir kalinya.
INGIN SEKALI AKU PULANG SEKARANG!!!
Ya ALLAH berikanlah segala rahmat dan hidayat-Mu kepada yayik, ampuni semua dosa – dosanya,
terima semua amal ibadahnya, bebaskan ia dari siksa kubur-Mu, dan bebaskan
beliau dari api neraka-Mu.. Amin.
Selamat Jalan Yayik..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar